DESAIN
PENELETIAN TINDAKAN KELAS SEBAGAI MODEL PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Salah
satu tugas pokok pendidikan (guru dan dosen) adalah melakukan proses
pembelajaran (mulai dari merancang, menyajikan, dan sampai kepada evaluasi
proses dan hasil pembelajaran) agar diperoleh hasil pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan yang dirancanakan.
Kualitas profesionalisme pendidik
(guru atau dosen) ditunjukkan oleh lima unjuk kerja, sebagai berikut:
a.
Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang
menekati standar ideal.
b.
Meningkatkan dan memelihara cinta profesi.
c.
Keinginan untuk senantiasa mengajar kesempatan
pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas
pengetahuan dan keterampilan.
d.
Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi.
e.
Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.
Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran yang dihadapi guru
dan dosen pada proses pembelajaran di depan kelas. Seperti, perilaku siswa,
metode mengajar, media mengajar, lingkungan sekolah/kelas, berbagai solusi atau
cara penyelesaian masalah tersebut, membutuhkan seorang guru dan dosen yang
mampu melaksanakan penelitian tindakan
kelas (PTK).
Belakang ini penelitian tindakan
kelas (PTK) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh para profesional (guru
dan dosen) sebagai upaya pemecahan masalah dan meningkatan mutu di berbagai
bidang. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan
suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan
refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan.
B. Mengapa Perlu Penelitian Tindakan kelas
(PTK) dalam Pembelajaran
Peelitian
tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu alternatif baru dalam upaya
memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di lembaga
pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan guru dan dosen (pendidik) yang cerdas,
kreatif, kritis dan produktif melalui penelitian sehingga tercipta satu inovasi
dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
salah satu alternatif baru dalam penelitian pendidikan yang coba menjabatani
teori dan praktik dalam metransfer pengetahuan dan metransfer nilai. Dalam
bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran,penelitian tindakan kelas
(PTK) berkembang sebagai suatu penelitian terapan, penelitian tindakan kelas
(PTL) sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan penelitian tindakan kelas
(PTK), guru dan dosen dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul kelasnya
sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan
teknik pembelajaran yang releven secara kreatif.
Kemampuan
guru dan dosen (pendidik) untuk meneliti masalah-masalah yang muncul dalam
proses pembelajaran yang dilakukannya di dalam kelas, dapat memperbaiki dan
meningkatkan kinerja dalam profesinya sebagai pendidik. Oleh karena itu,
seorang guru dan dosen (pendidik) harus memahami dan menguasai konsep dan
aplikasi penelitian tindakan kelas (PTK), menurut Arikunto (2007:23) ada
beberapa syarat bagi seseorang guru dan dosen untuk melaksanakan penelitian
tindakan kelas (PTK), sebagai berikut:
1) Penelitian tindakan kelas
(PTK) harus tertinjau atau mengenai hal-hal
yang terjadi di dalam pembelajaran (tetapi bukan hanya pembelajaran
biasa) dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
2) Penelitian tindakan kelas (PTK)
tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran di kelas.
3). Penelitian dilakukan
pencermatan secara terus-menurus, objektif, dan sistematis, artinya dicatat
atau direkam dengan baik sehingga diketahui dengan pasti tingkat keberhasilan
yang diperoleh peneliti serta penyimpangan yang terjadi
4) Penelitian tindakan kelas (PTK)
hendaknya konsistem dengan rancangan yang telah dibuat.
5) Penelitian tindakan kelas (PTK)
harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan
atau secara simultan.
6) Penelitian tindakan kelas (PTK)
terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang suda ditentukan, dalam arti tidak
mengubah jadwal yang berlaku.
7) Penelitian tindakan kelas (PTK)
hendaknya dimulai dengan masalah yang sederhana, nyata,jelas, dan tajam.
8) Penelitian tindakan kelas (PTK)
harus benar-benar menujukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan,
yaitu peserta didik yang sedang belajar.
9) Penelitian tindakan kelas (PTK)
bertujuan untuk membelajarkan guru, dosen, atau pendidik lainnya, serta peserta
didik agar memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dan kompetensi berfikir
kritis, kreatif sistematis, dan inovatif.
10) Penelitian tindakan kelas
(PTK) harus menjadikan fokus perbaikan dan peningkatan mutu atau kualitas proses dan hasil pembelajaran.
C. Uregensi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
bagi Guru dan Dosen (Pendidikan)
Guru
dan dosen (pendidik) harus mengetahui dan memahami betapa pentingnya melakukan
penelahaan dan menyimak alasan-alasan yang melatarbelakangi keharusan melakukan
penelitian tindakan kelas (PTK) bagi gurudan dosen (pendidik), antara lain:
1.
Pentingnya menghubungkan antara teori dengan
praktek pendidikan sehari-hari.
2.
Menanamkan rasa percaya diri dan kemandirian
guru/dosen dalam proses pembelajaran.
3.
Perlunya guru/dosen untuk meningkatkan
professional skills-nya
4.
Belajar dari pengalaman guru/dosen lain yang
melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). (Rochiati, 2006:41).
Adapun keharusan seorang guru/dosen
lain yang melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), sebagai berikut:
·
Keharusan dan tuntutan tugas dan kebutuhan guru/dosen
dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas.
·
Kenaikan pangkat atau golongan (unsur
pengembangan profesi)
·
Sertifikasi guru/dosen
·
Pengembangan karir
D. Keharusan Guru dan Dosen (Tenaga
Pendidikan) Meneliti
Upaya memperbaiki dan meningkatkan
mutu pendidikan merupakan masalah yang segera dicari solusinya, salah satu
jalan keluarnya adalah menggerakan seluruh komponen yang menjadi sistem dan
subsitem pendidikan. Adapun yang manjadi indikator bermutu atau berkualitasnya pendidikan adalah
ditentukan dalam proses dan hasil pembelajaran yang mempunyai makna bagi pemberdayaan
kemampuan (ambility) dan kesanggupun (capability) peserta didik.
Penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilakuakan oleh dosen merupakan kegiatan penelitian mendapat pengalaman
belajar (learning experince) yang
bersifat siklus atau berkesinambungan , Ada beberapa kriteria atau norma-norma
yang perlu dipegang oleh guru dan dosen dalam melakukan penelitian tindakan
kelas (PTK), sebagai berikut:
a.
Tugas utama seorang guru/dosen adalah mengajar,
jadi kegiatan melakukan penelitiannya jangan samapai menggangu tugas utamanya.
b.
Pengempulan data jangan terlalu memakan waktu
c.
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan
oleh guru/dosen sudah diakrabi oleh langka-langkanya, sehingga ia mampu
menyusun hipotesis kerja dan strategi pembelajaran yang akan dikembangkannya
sesuai dengan kondisi kelas/ruang kulaih dengan mandiri dan percaya diri.
d.
Masalah penelitian harus sesuai harus sesuia
dengan bidang guru/dosen.Hal ini mengigat bahwa penelitian akan membutuhkan
waktu dan energi guru/dosen, jangan samapai terjadi ia kehilangan semangat
apabila masalah penelitian manghadapi persoalan yang ia tidak mampu
menyelesaikanya, dan berhenti di tengah jalan (Rochiati,2006:49).
E. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Adapun langkah-langkah penelitian
tindakan kelas (PTK), pada umumnya adalah:
a.
Mengidentifikasih masalah dan merumuskan masalah
b.
Menganalisis masalah
c.
Merumuskan hipotesis tindakan
d.
Membuat rencana tindakan dan pemantauanya
e.
Melaksanakan tindakan dan mengamati
f.
Mengolah dan menafsirkan data
g.
Melaporkan hasil penelitian
Kunandar (2008) menyatakan ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk melaksanakan penelitian tindakan
kelas (PTK), yaitu :
a.
Identifikasi dan analisis masalah
b.
Merumuskan masalah
c.
Merumuskan hipotesis tindakan
d.
Pembuatan rencana tindakan
e.
Melaksanakan tindakan dan mengamatinya
f.
Mengeloh dan menafisirkan data
g.
Validasi data dan kredibilitas
h.
Melaporkan hasil penelitian
Maslah yangtelah dibatasi perlu dirumuskan secara spesifik, agar masalah
dapat terjawab secara akurat.
Tuckman dalam Sugiyono (2005:34) menyatakan rumusan maslah yang baik
adalah menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih, adapun bentuk
rumusan masalah dan hipotesis penelitian dapat dikembangkan bedasarkan
penelitian menurut tingkat eksplanasinya, karena pada dasarnya hasil penelitian
nanti digunakan untuk menjelasakan fenomena-fenomena atau gejalah-gejalah serta
peristiwa berdasarkan data yang terkumpul.
F. Perumusan Hipotesis Tindakan
Penggunaan hipotesis dalam
penelitian lazimnya digunakan dalam penelitian kauntitatif dengan pola pikir
deduktif-verikatif. Sedangkan penelitian kaulitatif lebih menggunakan
bentuk-bentuk pertayaan penelitian, namun di lain pihak para pakar penelitian
kaulitatif juga menggunakan hipotesis terutama dalam penelitian tindakan kelas
(PTK).
Lincoln dan Guba (1985:38) dalam
penelitian kaulitatif naturalistik dapat menggunakan hipotesis kerja (working hypoteses) untuk disajikan
pengangan dalam langkah-langkah penelitian. Hipotesis tindakan merupakan
hipotesis dianostik (diagnostic
hypotheses) untuk mengindentifikasi dan mengdiagnosis permasalahan yang
timbul waktu proses inkuiri/penelitian yang sedang berlangsung atau hipotesis
praktis (practical hypotheses) untuk
mengidentifikasi permasalahan pembelajarn dan bagaimana pemecahanya.
G. Pembuatan Rencana dan Prosedur Tindakan
Rencana tindakan pada siklus
pertama harus berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap
pra penelitian tindakan kelas (PTK). Rencana tindakan hendaknya memuat jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan kunci (McNiff, Lomax & Whitead, 2003:60
dalam (Suwarsih, 2006:120 sebagai berikut :
a)
Apa persoalan yang diangkat?
b)
Mengapa persoalan ini telah dipilih?
c)
Jenis bukti apa yang dapat diproduksi untuk
menunjukan perubahan telah terjadi?
d)
Apa yang akan dilakukan dengan temuan?
e)
Bukti apa yang dapat diproduksi untuk menunjukan
bahwa tindakan terkait memiliki dampak?
f)
Bagaimana dampak akan dievaluasi?
g)
Bagaimana penelitian menjamin bahwa penelitian
yang akan dibuatnya bersifat adil dan akurat?
h)
Bagaimana praktik akan dimodifikasi berdasarkan
hasil refleksi evaluasi?
Untuk dapat menyajikan informasi
diatas, maka rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotetis
tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah-langkah
tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan penelitian tindakan kelas
(PTK), mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup
metode/teknik mengajar, serta teknik atau instrumen observasi/evaluasi,
dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu
juga diperhitungkan segala kendala yang
mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung.
H. Pelaksanaan Tindakan dan Mengamatinya
Pelaksanaan tindakan pada siklus
pertama ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah
dibuat. Pada siklus pertama ini, yang berlangsung dalam kelas, adalah realisasi
dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan
sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada
kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektifitas
keterlibatan kolaborator sekedar untuk membantu si peneliti untuk dapat lebih
mempertajam refleksi dan evaluasi yang dia lakukan terhadap apa yang terjadi dikelasnya
sendiri. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori
pembelajaran yang dikuasai dan relevan.
I.
Pengolahan
dan Penafsiran Data
Untuk menentukan apakah perbaikan
dan peningkatan yang diinginkan terjadi, maka data tentang perubahan perilaku,
sikap, motivasi, hendak dianalisis sesuai dengan indikator-indikatornya. Dan
data hasil tes akan sangat menolong untuk menentukan adanya perbaikan yang
diinginkan. Oleh karena itu, semua yang telah dilaksanakan baik yang
direncanakan maupun yang tidak direncanakan, perlu dianalisis untuk menentukan
apakah dia ada perubahan atau perbaikan disegala aspek praktik dalam situasi
tertentu. Jadi hasil data dapat disajikan secara kualitatif deskriptif dan
kuantitatif deskriptif.
J.
Keabsahan
Data Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian kualitatif termasuk
penelitian tindakan kelas (PTK) dilatakan akurat dan dipercaya dilihat dari
beberapa standar kualitas tertentu, sebagai berikut :
1.
Penilaian kajian terutama diarahkan kepada
apakah pertanyaan penelitian mendorong dilakukan pengumpulan data dan
analisisnya, dan bukan sebaliknya.
2.
Penilaian ditujukan kepada apakah pengumpulan
data, analisisnya secara teknis dilakukan dengan kompeten.
3.
Penilaian mempertanyakan apakah penelitian
menyusun asumsi-asumsinya secara eksplisit, termasuk subjektivitas peneliti.
4.
Penilaian juga perlu diarahkan kepada kajian itu
cukup tegar, dengan menggunakan eksplanasi yang berdasar kepada teori-teori
yang diakui, serta mendiskusikan eksplanasi mengenai teori-teori tertentu
ditolak.
5.
Penilaian seharusnya memiliki “nilai” baik dalam
memberikan informasi baru maupun dalam meningkatkan dan memperbaiki
keterampilan meneliti, baik dalam melindungi hal-hal yang terkait privasi
seseorang maupun dalam memegang kebenaran dari semua partisipasi penelitian.
K. Melaporkan Hasil Penelitian
Proses
penyusunan laporan penelitian apabila penelitian telah mengumpulkan data,
menyajikan data, memverifikasi atau mengambil kesimpulan sehingga temuan tersebut
dapat dikomunikasikan dan dipublikasikan bagi orang yang kompeten dan respek
dengan temuan tersebut.
Menulis dan menyusun laporan penelitian tindakan kelas
(PTK) sangat dibantu oleh catatan lapangaan yang kaya membantu penelitian mulai
menulis laporan, landasn dasar ini selanjutnya bisa berubah dan berkembang
sesuai dengan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar