Rabu, 19 Juni 2013

"DESAIN PENELETIAN TINDAKAN KELAS"



DESAIN PENELETIAN TINDAKAN KELAS SEBAGAI MODEL PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIKAN
A.      Pendahuluan
Salah satu tugas pokok pendidikan (guru dan dosen) adalah melakukan proses pembelajaran (mulai dari merancang, menyajikan, dan sampai kepada evaluasi proses dan hasil pembelajaran) agar diperoleh hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang dirancanakan.
Kualitas profesionalisme pendidik (guru atau dosen) ditunjukkan oleh lima unjuk kerja, sebagai berikut:
a.       Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang menekati standar ideal.
b.      Meningkatkan dan memelihara cinta profesi.
c.       Keinginan untuk senantiasa mengajar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilan.
d.      Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi.
e.      Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran yang dihadapi guru dan dosen pada proses pembelajaran di depan kelas. Seperti, perilaku siswa, metode mengajar, media mengajar, lingkungan sekolah/kelas, berbagai solusi atau cara penyelesaian masalah tersebut, membutuhkan seorang guru dan dosen yang mampu melaksanakan  penelitian tindakan kelas (PTK).
Belakang ini penelitian tindakan kelas (PTK) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh para profesional (guru dan dosen) sebagai upaya pemecahan masalah dan meningkatan mutu di berbagai bidang. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan.

B.      Mengapa Perlu Penelitian Tindakan kelas (PTK) dalam Pembelajaran
Peelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu alternatif baru dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di lembaga pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan guru dan dosen (pendidik) yang cerdas, kreatif, kritis dan produktif melalui penelitian sehingga tercipta satu inovasi dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu alternatif baru dalam penelitian pendidikan yang coba menjabatani teori dan praktik dalam metransfer pengetahuan dan metransfer nilai. Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran,penelitian tindakan kelas (PTK) berkembang sebagai suatu penelitian terapan, penelitian tindakan kelas (PTL) sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan penelitian tindakan kelas (PTK), guru dan dosen dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang releven secara kreatif.
Kemampuan guru dan dosen (pendidik) untuk meneliti masalah-masalah yang muncul dalam proses pembelajaran yang dilakukannya di dalam kelas, dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja dalam profesinya sebagai pendidik. Oleh karena itu, seorang guru dan dosen (pendidik) harus memahami dan menguasai konsep dan aplikasi penelitian tindakan kelas (PTK), menurut Arikunto (2007:23) ada beberapa syarat bagi seseorang guru dan dosen untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK), sebagai berikut:
1) Penelitian tindakan kelas (PTK) harus tertinjau atau mengenai hal-hal  yang terjadi di dalam pembelajaran (tetapi bukan hanya pembelajaran biasa) dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
2) Penelitian tindakan kelas (PTK) tidak boleh mengganggu tugas proses pembelajaran di kelas.
3). Penelitian dilakukan pencermatan secara terus-menurus, objektif, dan sistematis, artinya dicatat atau direkam dengan baik sehingga diketahui dengan pasti tingkat keberhasilan yang diperoleh peneliti serta penyimpangan yang terjadi
4) Penelitian tindakan kelas (PTK) hendaknya konsistem dengan rancangan yang telah dibuat.
5) Penelitian tindakan kelas (PTK) harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan atau secara simultan.
6) Penelitian tindakan kelas (PTK) terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang suda ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku.
7) Penelitian tindakan kelas (PTK) hendaknya dimulai dengan masalah yang sederhana, nyata,jelas, dan tajam.
8) Penelitian tindakan kelas (PTK) harus benar-benar menujukkan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan, yaitu peserta didik yang sedang belajar.
9) Penelitian tindakan kelas (PTK) bertujuan untuk membelajarkan guru, dosen, atau pendidik lainnya, serta peserta didik agar memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dan kompetensi berfikir kritis, kreatif sistematis, dan inovatif.
10) Penelitian tindakan kelas (PTK) harus menjadikan fokus perbaikan dan peningkatan mutu  atau kualitas proses dan hasil pembelajaran.
C.      Uregensi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru dan Dosen (Pendidikan)
Guru dan dosen (pendidik) harus mengetahui dan memahami betapa pentingnya melakukan penelahaan dan menyimak alasan-alasan yang melatarbelakangi keharusan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) bagi gurudan dosen (pendidik), antara lain:
1.       Pentingnya menghubungkan antara teori dengan praktek pendidikan sehari-hari.
2.       Menanamkan rasa percaya diri dan kemandirian guru/dosen dalam proses pembelajaran.
3.       Perlunya guru/dosen untuk meningkatkan professional skills-nya
4.       Belajar dari pengalaman guru/dosen lain yang melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). (Rochiati, 2006:41).
Adapun keharusan seorang guru/dosen lain yang melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), sebagai berikut:
·         Keharusan dan tuntutan tugas dan kebutuhan guru/dosen dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas.
·         Kenaikan pangkat atau golongan (unsur pengembangan profesi)
·         Sertifikasi guru/dosen
·         Pengembangan karir
D.      Keharusan Guru dan Dosen (Tenaga Pendidikan) Meneliti
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan merupakan masalah yang segera dicari solusinya, salah satu jalan keluarnya adalah menggerakan seluruh komponen yang menjadi sistem dan subsitem pendidikan. Adapun yang manjadi indikator  bermutu atau berkualitasnya pendidikan adalah ditentukan dalam proses dan hasil pembelajaran yang mempunyai makna bagi pemberdayaan kemampuan (ambility) dan kesanggupun (capability) peserta didik.
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakuakan oleh dosen merupakan kegiatan penelitian mendapat pengalaman belajar (learning experince) yang bersifat siklus atau berkesinambungan , Ada beberapa kriteria atau norma-norma yang perlu dipegang oleh guru dan dosen dalam melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), sebagai berikut:
a.       Tugas utama seorang guru/dosen adalah mengajar, jadi kegiatan melakukan penelitiannya jangan samapai menggangu tugas utamanya.
b.      Pengempulan data jangan terlalu memakan waktu
c.       Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh guru/dosen sudah diakrabi oleh langka-langkanya, sehingga ia mampu menyusun hipotesis kerja dan strategi pembelajaran yang akan dikembangkannya sesuai dengan kondisi kelas/ruang kulaih dengan mandiri dan percaya diri.
d.      Masalah penelitian harus sesuai harus sesuia dengan bidang guru/dosen.Hal ini mengigat bahwa penelitian akan membutuhkan waktu dan energi guru/dosen, jangan samapai terjadi ia kehilangan semangat apabila masalah penelitian manghadapi persoalan yang ia tidak mampu menyelesaikanya, dan berhenti di tengah jalan (Rochiati,2006:49).
E.       Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas (PTK), pada umumnya adalah:
a.       Mengidentifikasih masalah dan merumuskan masalah
b.      Menganalisis masalah
c.       Merumuskan hipotesis tindakan
d.      Membuat rencana tindakan dan pemantauanya
e.      Melaksanakan tindakan dan mengamati
f.        Mengolah dan menafsirkan data
g.       Melaporkan hasil penelitian
Kunandar (2008) menyatakan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas  (PTK), yaitu :
a.       Identifikasi dan analisis masalah
b.      Merumuskan masalah
c.       Merumuskan hipotesis tindakan
d.      Pembuatan rencana tindakan
e.      Melaksanakan tindakan dan mengamatinya
f.        Mengeloh dan menafisirkan data
g.       Validasi data dan kredibilitas
h.      Melaporkan hasil penelitian
Maslah yangtelah dibatasi perlu dirumuskan secara spesifik, agar masalah dapat terjawab secara akurat.
Tuckman dalam Sugiyono (2005:34) menyatakan rumusan maslah yang baik adalah menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih, adapun bentuk rumusan masalah dan hipotesis penelitian dapat dikembangkan bedasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasinya, karena pada dasarnya hasil penelitian nanti digunakan untuk menjelasakan fenomena-fenomena atau gejalah-gejalah serta peristiwa berdasarkan data yang terkumpul.
F.       Perumusan Hipotesis Tindakan
Penggunaan hipotesis dalam penelitian lazimnya digunakan dalam penelitian kauntitatif dengan pola pikir deduktif-verikatif. Sedangkan penelitian kaulitatif lebih menggunakan bentuk-bentuk pertayaan penelitian, namun di lain pihak para pakar penelitian kaulitatif juga menggunakan hipotesis terutama dalam penelitian tindakan kelas (PTK).
Lincoln dan Guba (1985:38) dalam penelitian kaulitatif naturalistik dapat menggunakan hipotesis kerja (working hypoteses) untuk disajikan pengangan dalam langkah-langkah penelitian. Hipotesis tindakan merupakan hipotesis dianostik (diagnostic hypotheses) untuk mengindentifikasi dan mengdiagnosis permasalahan yang timbul waktu proses inkuiri/penelitian yang sedang berlangsung atau hipotesis praktis (practical hypotheses) untuk mengidentifikasi permasalahan pembelajarn dan bagaimana pemecahanya.
G.     Pembuatan Rencana dan Prosedur Tindakan
Rencana tindakan pada siklus pertama harus berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra penelitian tindakan kelas (PTK). Rencana tindakan hendaknya memuat jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan kunci (McNiff, Lomax & Whitead, 2003:60 dalam (Suwarsih, 2006:120 sebagai berikut :
a)      Apa persoalan yang diangkat?
b)      Mengapa persoalan ini telah dipilih?
c)       Jenis bukti apa yang dapat diproduksi untuk menunjukan perubahan telah terjadi?
d)      Apa yang akan dilakukan dengan temuan?
e)      Bukti apa yang dapat diproduksi untuk menunjukan bahwa tindakan terkait memiliki dampak?
f)       Bagaimana dampak akan dievaluasi?
g)      Bagaimana penelitian menjamin bahwa penelitian yang akan dibuatnya bersifat adil dan akurat?
h)      Bagaimana praktik akan dimodifikasi berdasarkan hasil refleksi evaluasi?
Untuk dapat menyajikan informasi diatas, maka rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotetis tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah-langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK), mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/teknik mengajar, serta teknik atau instrumen observasi/evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga  diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung.
H.     Pelaksanaan Tindakan dan Mengamatinya
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Pada siklus pertama ini, yang berlangsung dalam kelas, adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektifitas keterlibatan kolaborator sekedar untuk membantu si peneliti untuk dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dia lakukan terhadap apa yang terjadi dikelasnya sendiri. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori pembelajaran yang dikuasai dan relevan.
I.        Pengolahan dan Penafsiran Data
Untuk menentukan apakah perbaikan dan peningkatan yang diinginkan terjadi, maka data tentang perubahan perilaku, sikap, motivasi, hendak dianalisis sesuai dengan indikator-indikatornya. Dan data hasil tes akan sangat menolong untuk menentukan adanya perbaikan yang diinginkan. Oleh karena itu, semua yang telah dilaksanakan baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, perlu dianalisis untuk menentukan apakah dia ada perubahan atau perbaikan disegala aspek praktik dalam situasi tertentu. Jadi hasil data dapat disajikan secara kualitatif deskriptif dan kuantitatif deskriptif.
J.        Keabsahan Data Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian kualitatif termasuk penelitian tindakan kelas (PTK) dilatakan akurat dan dipercaya dilihat dari beberapa standar kualitas tertentu, sebagai berikut :
1.       Penilaian kajian terutama diarahkan kepada apakah pertanyaan penelitian mendorong dilakukan pengumpulan data dan analisisnya, dan bukan sebaliknya.
2.       Penilaian ditujukan kepada apakah pengumpulan data, analisisnya secara teknis dilakukan dengan kompeten.
3.       Penilaian mempertanyakan apakah penelitian menyusun asumsi-asumsinya secara eksplisit, termasuk subjektivitas peneliti.
4.       Penilaian juga perlu diarahkan kepada kajian itu cukup tegar, dengan menggunakan eksplanasi yang berdasar kepada teori-teori yang diakui, serta mendiskusikan eksplanasi mengenai teori-teori tertentu ditolak.
5.       Penilaian seharusnya memiliki “nilai” baik dalam memberikan informasi baru maupun dalam meningkatkan dan memperbaiki keterampilan meneliti, baik dalam melindungi hal-hal yang terkait privasi seseorang maupun dalam memegang kebenaran dari semua partisipasi penelitian.
K.      Melaporkan Hasil Penelitian
Proses penyusunan laporan penelitian apabila penelitian telah mengumpulkan data, menyajikan data, memverifikasi atau mengambil kesimpulan sehingga temuan tersebut dapat dikomunikasikan dan dipublikasikan bagi orang yang kompeten dan respek dengan temuan tersebut.
Menulis dan menyusun laporan penelitian tindakan kelas (PTK) sangat dibantu oleh catatan lapangaan yang kaya membantu penelitian mulai menulis laporan, landasn dasar ini selanjutnya bisa berubah dan berkembang sesuai dengan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar