DESAIN
KELAS PESERTA DIDIK
OLEH :
DEWI
MUSPITA
KTP
IV.B
10531
1802 11
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013
DESAIN KELAS DAN PESERTA DIDIK
A. Pedahuluan
Pengaturan
tempat duduk siswa dalam kelompok kecil merupakan variabel yang berhubungan
dengan jumlah relasi yang terjadi dalam satu kelompok belajar, meyangkut
pengaturan tempat duduk.
1.
Anggota
kelompok yang ditempatkan di tengah kemungkinan besar keluar sebagai pimpinan
kelompok.
2.
Pemimpin-pemimpin
kelompok mungkin muncul dari bagian yang paling sedikit pesertanya.
3.
Apabila
berkomunikasi bebas;
a.
Komunikasi
terbanyak akan terjadi antara mereka yang duduk berhadapan.
b.
Komunikasi
minimal akan terjadi antara mereka yang duduk bersebelahan.
Dengan
kata lain komunikasi akan cendurung mengalir
menyilang ketimbang mengitari
meja. Jadi pengaturan tempat duduk mempengaruhi jalanya diskusi, dan
pada giliranya, mempengaruhi pula munculnya pola kepemimpinan dalam kelompok.
Sebagian
besar pengaturan yang paparkan di sini tidak dimaksudkan menjadi susunan dan
pengaturan tetap. Guru diminta menemukan anjuran-anjuran tentang bagaimana
manfaat kingkungan –lingkungan ruangan kelas yang sangat tradisional sekalipun pembelajaran
aktif.
1.
Pola
U.Pola ini merupakan pengaturan tempat duduk yang disebut all-purpose. Siswa-siswa mempunyai alas tempat membaca dan menulis,
dapat melihat guru dan dapat mempergunakan alat visual dengan mudah.
2.
Gaya
Team. Meja-meja bundur dapat dikelompokkan dalam bentuk mengitari ruangan kelas
dan memudahkan interaksi team.
3.
Meja
Konferensi. Susunan kelas akan terasa nyaman dan sejuk tatkala tempat duduk dan
meja-meja diubah-ubah letaknya.
4.
Model
lingkaran : kita mengaturkan siswa-siswa
duduk secara sederhana dalam suatu lingkaran ideal untuk diskusi group
penuh, hal ini dapat juga kita lakukan di luar kelas seperti dai dalam mesjid,
di bawah pohon rindang, dalam kampus dan sebagainya.
5.
Group
on group : pola seperti ini lebih menyenangkan untuk melakukan diskusi-diskusi
fishbowl dengan mengadakan permainan-permainan peran, debat atau ovservasi terhadap kegiatan-kegiatan group.
6.
Station-station
kerja : susunan ini cocok untuk lingkungan bertipe melakukan suatu prosedur atau tugas ( seperti menghitung,
mengoperasikan sebuah mesin, melakukan pekerjaan laboratorium) begitu selesai
didemostrasikan sebuah cara yang hebat untuk mendorong kemitraan belajar adalah
menempatkan dua siswa pada stasion yang sama
7.
Breakout
Grouping : jika ruangan kelas anda cukup besar atau jika terdapat ruangan yang
dekat, tempatkan ( lebih dahulu jika mungkin) meja –meja dan/kursi-kursi yang
subgroup-subgroup berbasis team.
8.
Susunan
Tanda pangkat Kententuan : Suatu susunan rangka kelas tradiosional (saf-saf
bangku) tidak mengembangkan pelajaran aktif.
9.
Ruangan
Kelas Tradiosional : Jika rangkain saf-saf
lurus bangku atau meja dan kursi tak dapat disusun melingkar, cobalah
untuk mengelompokkan kursi-kursi secara berpasangan untuk memungkinkan
penggunaan mitra-mitra belajar.
10. Auditorium : Meskipun sebuah
auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk pelajaran aktif,
tetap saja ada harapan.
B. Ukuran
Kelompok Peserta Didik Kelas
1.
Pelaksanaa
pendidikan
Manakala
kelas yang terlalu besar biasanya menjadi keluhan umum, para guru dan
instruktur bahkah banyak yang percaya bahwa perbaikan mutu pembelajaran
langsung dapat dicapai dengan mengelompokkan siswa-siswi di dalam kelas yang
besar.
Dalam
kelas yang besar, perlu dipertimbangkan ratio kominikasi, jumlah yang padat
akan berbeda dengan julmlah siswa yang
sedikit dalam penerimaan informasi/sajian yang diberikan oleh guru.
2.
Teori
pendidikan
Teori
pendidikan menyatakan, besarnya suatu kelas atau pengelompokkan-pengelompokkan
belajar diharapkan dapat mempunyai beberapa dampak yang nyata. Di sini tekan kepada para guru dapat
mengelola siswa-siswi, agar kegiatan yang dilakukan berarti dalam suatu
pembelajaran.
C. Ukuran
Kelas Optimal: Penemuan Peneletian
Kepustakaan
mengenai kelas optimal dan besarnya kelompok yang telah ditelaah secara berkala
oleh Hudelson (1928);
Meski
banyak yang berpendapat bahwa kelas-kelas kecil lebih menguntungkan
keberhasilan belajar, akan nampak pada situasinya agar lebih komplek, seperti
dalam matriks berikut:
Kelas Besar
·
Kelas
kecil biasanya tidak lebih baik daripada kelas besar apabila digunakan tes
pencapaiaan untuk mengukur penerimaan informasi secara tradisioanal.
·
Ukuran
atau besarnya kelas yang optimal untuk mencapai tujuan kognitif tingkat rendah
pada umumnya ialah masalah selera.
·
Dalam
kelompok yang terdiri atas 12 orang siswa atau lebih, keterampilan memimpin
menjadi lebih penting.
Kelompok lecil
·
Kelas
yang kecil adalah optimal bila digunakan pengukuran patokan yang mengetengahkan
tujuan afektif dan tujuan kognitif tingkat tinggi.
·
Dalam
situasi semacam itu besarnya kelompok
yang optimal ialah 5, tapi boleh juga kelompok terdiri atas 7 orang apabila
siswanya lebih matang dan lebih berpengalaman.
·
Tuturial
satu lawan ialah optimal untuk mencapai tujuan afektif dengan tingkat yang lebih
tinggi, dan bila siswa diminta untuk bekerja dan maju menurut kecepatan
maisng-masing dengan kondisi yang lebih ditentukan.
·
Guru
dan siswa, baik secara rasional atau
irasional, biasanya lebih menyukai kelas kecil.
Ukuran
kelas optimal harus dihubungkan dengan sifat tujuan belajar yang akan dicapai,
Data penelitian menujujjan tiga ketentuan umum yang dapat dibuat:
1.
Bila
tujuan kognitif tingkat tinggi rendah dan tujuan afektif akan dicapai, kelas
besar tidaklah lebih buruk daripada kelas kecil.
2.
Bila
tujuan kognitif tingkat tingggi dan
tujuan afektif ingin dicapai, kelas-kelas kecil beranggotakan 5 atau 7 siswa
adalah ukuran yang optimal.
3.
Bila
yang ingin dicapai adalah tujuan kognitif tingkat tertinggi (evaluasi) dan
tujuan afektif (karakteristik) maka tutorial satu lawan satu bahkan lebih baik
daripada kelas kecil.
D. Rentang
Kontrol
Jumlah
siswa yang ada di dalam kelas manakala kita hubungkan dengan rentengan kontrol
guru, maka akan membuat tambahan tugas guru secara extra, dengan kata lain
besarnya kelas melibatkan tugas-tugas tambahan yang harus dilaksanakan oleh
seorang guru manajer.
Dalam
situasi belajar di mana siswa memerlukan pengetahuan tetang hubungan dan keterampilan
antar individu, pembelajaran dengan jumlah peserta didik yang besar, biasanya
dikenal dengan pembelajaran tingkat rendah. Unsur pembelajaran ini meliputi
ranah kognitif ,afektif dan psikomotor. Model pembelajaran tingkat rendah ,
lebih bersifat stadium general, atau
penyampain hanya bersifat umum, dan tidak dimaksudkan memberikan suatu skil tertuntu secara detil dan mendalam.
Model kelas seperti ini, banyak digunakan untuk kegiatan pembelajaran model
seminar, simposium, sarasehan atau diskusim, yang intinya adalah melibatkan
peserta didik dalam jumlah yang besar.
E. Konsekuensi
dan Bertambah Besarnya Kelompok
Pada
umunya, penelitian membuktikan bahwa besarnya kelompok mempunyai beberapa
akibat. Kalau semua hal ini lain sama, makin besar sebuah kelompok:
1.
Makin
besar tuntun pada guru di satu pihak, sedang di lain pihak makin kecil tuntutan
pada siswa untuk menggunakan keterampilanya.
2.
Makin
besar toleransi kelompok terhadap pengarahan dari guru pemimpin, dan makin
menonjol di bandingkan dengan anggota-anggota lainya.
3.
Makin
besar kecenderungan dari anggota-anggota yang lebih aktif mendominasi interaksi
dalam kelompok.
4.
Makin
besar kecenderungan dari anggota-anggota yang kurang aktif untuk lebih sungkan
dan takut berpartisipasi
5.
Susana
makin kurang intim, kegiatan tentang fenomena ini, kebayakan menunjukkan
penggarisan yang sama dalam situasi pemecahan masalah yaitu 5 sampai 7 anggota
seperti telah dibahas sebelumnya.
F. Ukuran
Optimal Untuk Tutorial
Masih
ada satu masalah yang perlu dibicarakan di sini, yaitu ukuran optimal dari
kelompok-kelompok tutorial, kecuali hasil karya Cottrel (dalam, 1964),
menyatakan hampir tidak ada penelitian yang berarti tentang efesiensi
pengajaran tutorial. Sebenarya tutorial satu lawan satu telah dengan tajam
dikritik dalam laporan 1963 dari The
Robins Committee on Higher Education, terutama karena tiga alasan:
1.
Mereka
beranggapan bahwa bagi kebayakan mahasiswa berkelompok tiga atau empat orang
akan lebih menguntungkan
2.
Mereka
berpendapat bahwa waktu guru terlalu banyak terbuang sebab ia terpaksa
mengulang-ulangi materi yang sama banyak kali.
3.
Mereka
berpendapat bahwa sebagai strategi mengajar metode ini terlalu mahal.
G. Membentuk
Strategi Komunikasi dalam Kelompok
Pengambilan
keputusan dan penyelesaian problem yang dilaksanakan secara sistematik telah
merupakan sifat atau karateristik dari banyak program pendidikan dan latihan.
Secara
umum, ada 4 sebuah strategi ataupun alat bantu yang dapat digunakan untuk
penyajian peraturan, prosedur, dan perintah yang kompleks agar dapat diambil
keputusan yang tepat dan persoalan-persoalan dapat diatasi.
1.
Strategi
yang tidak dapat menjamin bahwa persoalan dapat dilakukan dengan baik, ialah:
·
Prosa
yang beruntun, cara ini merupakan metode penyampaian yang paling umum.
·
Huristik,
cara ini terdiri dari proses mencoba-coba atau penemuan (Discovery).
2.
Strategi
yang benar-benar dapat menjamin pemecahan yang baik, asal saja informasinya
tepat akurat, ialah:
·
Algoritma,
cara ini ialah resep atau seperangkat yang disajikan dalam format pohon
keluarga.
·
Tabel
keputusan, ini juga merupakan resep, tetapi hal itu berbentuk pertayaan yang
harus di jawab.
Masing-masing strategi ini
mempunyai kelebihan serta kekurangan, untuk itu strategi tersebut perlu
dibicarakan satu demi satu
1).
Komunikasi dengan Prosa yang Beruntun
Cara ini adalah paling umum dan
paling jelas untuk memberikan satu informasi, sebagai besar contoh menggunakan
cara ini, tetapi kini makin nyata bahwa prosa bukan satu-satunya strategi yang
optimal untuk menyajikan perintah yang kompleks.hasil penelitian dapat dilihat
dalam gambar di bawa ini yang ditinjau dari sudut komunikasi:
·
Kalimat-kalima
pendek dan sederhana lebih disukai dari pada kalimat-kalimat yang kompleks.
·
Kata-kata
atau anak-anak kalimat penganti kata sifat, kata penghubung serta bentuk
pasif,harus dihindari sejauh mungkin.
·
Kalimat
negatif (mengelak) seharusnya tidak digunakan
2).
Strategi Hurustik
Hurstik meliputi suatu proses
mencoba-coba atau penemuan, di bawa ini ada sebuah contoh yang mengambarkan hal
tersebut:
“jika kita ingin mencoba
memperpendek rencana yang sistimatis dengan cara mereka, minta bantuan ,
ataupun dengan mencoba mengigat kapan kita terahir melihatnya, dan sebagainya,
maka rencana yang sedang kita tempuh adalah Huristik, suatu rencana yang
sistematis memang mungkin akan berhasil, tetapi akan sebuah rencana yang
Huristik mungkin murah dan cpat, tetapi sering gagal memberikan hasil yang
dinginkan” (Miller Galanter Dn Pribram, 1960).
Strategi huristik atau penemuan
secara umum dapat memberi dampak sebagai berikut:
1.
Jumlah
kemungkinan sangat besar.
2.
Jumlah
kemungkinan interaksi sangat besar dan hubunganya konpleks.
3.
Struktur
dasarnya tidak diketahui.
4.
Resiko
untuk melakukan pemilihan yang salah dapat diterima.
3). Strategi Algoritma
Algoritma adalah suatu rencana
yang sistenatik, yang berbeda dengan hurstik. Jika pekerjaan dilakukan secara
cermat, teliti akan mendapat hasil yang sukses, strategi algoritma,
mengedepanlkan model payung, yaitu dengan merinci pekerjaan secara urut dan
detil.
Secara historik penemuan ini
ditemukan oleh Wason dan Jones di Univesitas London untuk mengambar
peraturan-peraturan serta tata cara pemerintah, dan kemudian oleh Lewis, Gane,
Horabin dari Cambridge, yang menjadi konultan industri dan dagang. Beberapa
bentuk dapat dilakukan dengan mempergunakan algoritma, meskipun akan lebih baik
jika dibatasi menjadi interaksi dan hasil yang terbatas, karena hal ini
meningkat dalam ukuran dan kompleksitasnya, maka algoritma menjadi sangat besar
dan sangat sulit untuk digunakan. Namun demikian, algoritma lebih tepat untuk
menyajikan struktur, prosedur, dan jumlah butir keputusan yang terbatas,
algoritma kurang dapat digunakan dalam bentuk tugas-tugas deskriminasi ganda,
seperti yang ditemukan dalam pemeriksaan fungsi suatu alat atau dalam menemukan
kesalahan pada alat tertentu.
#SEMOGA BERMANFAAT YAH KAWAND :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar