Pentingnya Guru bagi Dunia pendidikan yang Modern
Dalam pandangan masyarakat modern, guru belum merupakan
profesi yang profesional jika hanya mampu membuat murid membaca, menulis dan
berhitung, atau mendapat nilai tinggi, naik kelas, dan lulus ujian. Masyarakat
modern menganggap kompetensi guru belum lengkap jika hanya dilihat dari
keahlian dan ketrampilan yang dimiliki melainkan juga dari orientasi guru
terhadap perubahan dan inovasi. Bagi masyarakat modern, eksistensi guru yang
mandiri, kreatif, dan inovatif merupakan salah satu aspek penting untuk
membangun kehidupan bangsa. Banyak ahli berpendapat bahwa keberhasilan negara
Asia Timur (Cina, Korsel dan Jepang) muncul sebagai negara industri baru karena
didukung oleh penduduk/SDM terdidik dalam jumlah yang memadai sebagai hasil
sentuhan manusiawi guru.
Di negara kita, guru yang memiliki keahlian spesialisasi
harus diakui masih Iangka. Walaupun sudah sejak puluhan tahun disiapkan, namun
hasilnya masih belum nampak secara nyata. Ini disebabkan karena masih cukup
banyak guru yang belum memiliki konsep diri yang baik, tidaktepat menyandang
predikat sebagai guru, dan mengajar mata pelajaran yang tidak sesuai dengan
keahliannya. Semuanya terjadi karena kemandirian guru belum nampak secara nyata,
yaitu sebagian guru belum mampu melihat konsep dirinya (self consept), ide
dirinya (self idea), dan realita dirinya (selfr eality). Tipe guru sepeni ini
mustahil dapat menciptakan suasana kegiatan pembelajaran aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAKEM). Menurut pepatah jawa, Guru adalah
digugu lan ditiru yang berarti bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan
bagi siswanya dan masih ada banyak pepatah yang berhubungan dengan guru lainnya
walaupun intinya sama. Guru dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang
selalu berkembang dan mengikuti kemajuan zaman. Guru adalah orang yang
bertanggung jawab dalam merencanakan dan menuntun murid-murid untuk melakukan
kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
diinginkan (Oemar Hamalik, 2003). Dan Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “Adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah”.
Kita semua mengetahui bahwa untuk menjadi seorang guru di
berbagai jenjang pendidikan tidaklah mudah. Beberapa proses harus dilalui mulai
dari 4 kompetensi yang harus di miliki, juga bagaimana seorang guru menjadi
teladan yang baik bagi anak didiknya. Guru sebagai pelaku pendidikan di
sekolah, melakukan tugasnya berdasarkan pedoman kurikulum yang ditetapkan
pemerintah. Keberhasilan pembelajaran di kelas, tidak lepas dari pemahaman guru
terhadap karakter anak-anak didik. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu
memahami perbedaan kemampuan anak-anak didiknya, salah satunya ialah anak-anak
yang lamban dalam belajar. Guru memegang peran utama dalam pembangunan
pendidikan, khususnya yang di selenggarakan secara formal di sekolah.
Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik,
terutama dalam kaitannya dengan proses-mengajar. Guru merupakan komponen yang
paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang
berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang di lakukan uuntuk
meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang
signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan
kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru, berujung
pada guru pula. Figur ini akan menjadi sorotan srtategis ketika
berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen
manapun dalam sistem pendidikan.
Dalam pandangan masyarakat modern, guru belum merupakan
profesi yang profesional jika hanya mampu membuat murid membaca, menulis dan
berhitung, atau mendapat nilai tinggi, naik kelas, dan lulus ujian. Masyarakat
modern menganggap kompetensi guru belum lengkap jika hanya dilihat dari
keahlian dan ketrampilan yang dimiliki melainkan juga dari orientasi guru
terhadap perubahan dan inovasi. Bagi masyarakat modern, eksistensi guru yang
mandiri, kreatif, dan inovatif merupakan salah satu aspek penting untuk
membangun kehidupan bangsa. Banyak ahli berpendapat bahwa keberhasilan negara
Asia Timur (Cina, Korsel dan Jepang) muncul sebagai negara industri baru karena
didukung oleh penduduk/SDM terdidik dalam jumlah yang memadai sebagai hasil
sentuhan manusiawi guru.
Di negara kita, guru yang memiliki keahlian spesialisasi
harus diakui masih Iangka. Walaupun sudah sejak puluhan tahun disiapkan, namun
hasilnya masih belum nampak secara nyata. Ini disebabkan karena masih cukup
banyak guru yang belum memiliki konsep diri yang baik, tidaktepat menyandang
predikat sebagai guru, dan mengajar mata pelajaran yang tidak sesuai dengan
keahliannya. Semuanya terjadi karena kemandirian guru belum nampak secara
nyata, yaitu sebagian guru belum mampu melihat konsep dirinya (self consept),
ide dirinya (self idea), dan realita dirinya (selfr eality). Tipe guru sepeni
ini mustahil dapat menciptakan suasana kegiatan pembelajaran aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAKEM). Menurut pepatah jawa, Guru adalah
digugu lan ditiru yang berarti bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan
bagi siswanya dan masih ada banyak pepatah yang berhubungan dengan guru lainnya
walaupun intinya sama. Guru dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang
selalu berkembang dan mengikuti kemajuan zaman. Guru adalah orang yang
bertanggung jawab dalam merencanakan dan menuntun murid-murid untuk melakukan
kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
diinginkan (Oemar Hamalik, 2003). Dan Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “Adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.
Kita semua mengetahui bahwa untuk menjadi seorang guru di
berbagai jenjang pendidikan tidaklah mudah. Beberapa proses harus dilalui mulai
dari 4 kompetensi yang harus di miliki, juga bagaimana seorang guru menjadi
teladan yang baik bagi anak didiknya. Guru sebagai pelaku pendidikan di
sekolah, melakukan tugasnya berdasarkan pedoman kurikulum yang ditetapkan
pemerintah. Keberhasilan pembelajaran di kelas, tidak lepas dari pemahaman guru
terhadap karakter anak-anak didik. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu
memahami perbedaan kemampuan anak-anak didiknya, salah satunya ialah anak-anak
yang lamban dalam belajar. Guru memegang peran utama dalam pembangunan
pendidikan, khususnya yang di selenggarakan secara formal di sekolah.
Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik,
terutama dalam kaitannya dengan proses-mengajar. Guru merupakan komponen yang
paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang
berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang di lakukan uuntuk
meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang
signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan
kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru, berujung
pada guru pula. Figur ini akan menjadi sorotan srtategis ketika
berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen
manapun dalam sistem pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar